Membaca Al-Qur'an part 1

Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam serta menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Al-Qur'an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat yang tiada tara bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai dan mengamalkannya. Al-Qur'an adalah Kitab Suci terakhir yang diturunkan Allah SWT, yang isinya mencakup segala pokok syariat yang terdapat dalam Kitab-Kitab Suci sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mengimani Al-Qur'an akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya, serta untuk mengamalkan dan mengajarkannya hingga meratalah rahmat bagi seluruh alam.

Setiap mukmin yakin bahwa membaca Al-Qur'an saja sudah termasuk amal yang mulia dan akan mendapat pahala berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah sebaik-baik bacaan, baik di kala senang maupun susah, di saat gembira atau sedih. Bahkan, membaca Al-Qur'an bukan saja menjadi amal ibadah tetapi juga menjadi penawar bagi jiwa yang gelisah.

Pada suatu ketika, seseorang datang meminta nasihat kepada sahabat rasul bernama 'Abdullah bin Mas'us r.a., ia berkata, "Wahai Ibnu Mas'ud, berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tak tentram, jiwaku gelisah, dan pikiranku kusut; makan tak enak, tidur pun tak nyenyak."

'Abdullah bin Mas'ud menasehati, "Jika penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu: ke tempat orang membaca Al-Qur'an, engkau ikut membaca Al-Qur'an atau engkau dengarkan baik-baik orang yang membacanya; pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah SWT, atau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sanalah engkau berkhalwat menyembah Allah SWT. Contohnya di waktu malam buta, di saat orang lain sedang tertidur nyenyak. Engkau bangun mengerjakan Shalat malam, emminta dan memohon kepada Allah SWT dengan ketenangan jiwa, ketentraman pikiran, kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau mintalah kepada Allah SWT agar diberi hati, (karena) hati yang kau pakai itu bukan lagi hatimu."

Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasehat Ibnu Mas'ud r.a..Dia pergi berwudhu lalu diambilnya mushaf Al-Qur'an. Dia membacanya dengan hati yang khusyuk. Selesai membaca Al-Qur'an, maka berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang tenang dan tentram, pikirannya jernih, kegelisahannya hilang sama sekali.

sumber: Al-Qur'an ku


0 komentar:

Posting Komentar