kembali pada NYA

"Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya."
 (QS. Al An'aam : 61)

Belum kering rasanya air mata ini atas kepergian seorang sanak saudara. Tiga belas hari yang lalu uwa 1) perempuan (dari keluarga mamah) meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Kemarin sore uwa pria (dari keluarga papah) menghembuskan nafas terakhirnya.

Hari ini aku mengantarkan kepergianmu ke tempat peristirahatan terakhir, dengan iringan do'a dan keikhlasan kami mengantarmu pulang. Aku tahu isak tangis akan memberatkan langkamu, namun sebagai manusia yang diberi rasa, kami tidak bisa berkata atapun berbuat apa2 selain air mata yang terus mengalir di pipi kami. Kami tau semua yang bernyawa pasti akan meninggalkan dunia ini, entah kapan hanya ALLAH yang tahu, karena semua sudah Dia gariskan.

Untuk Mala sepupuku, jangan menangis sayang, biarkan ibu tenang di alam sana. Untuk Ita sepupuku, jangan menagis lagi cantik, ini jalan terbaik yang Allah berikan untuk bapak.

 وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ

“dan mendo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka”
 (QS. at-Taubah : 104)

Selamat jalan uwa2 ku, semoga amal ibadah kalian diterima oleh Allah SWT, kalian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi NYA. Kami semua disini selalu mendo'akan kalian.

"ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA 'AAFIHI WA'FU 'ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA NAQQAITATS TSAUBAL ABYADLA MINAD DANASI WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA ADKHILHUL JANNATA WA A'IDZHU MIN 'ADZAABIL QABRI AU MIN 'ADZAABIN NAAR

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka)."

1) Sebutan untuk kakak laki2 atau perempuan dari ayah atau ibu

‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam

IslamIsLogic.wordpress.com

Sejak kecil Dr Jeffrey Lang dikenal ingin tahu. Ia kerap mempertanyakan logika sesuatu dan mengkaji apa pun berdasarkan perspektif rasional.

“Ayah, surga itu ada?” tanya Jeffrey kecil suatu kali kepada ayahnya tentang keberadaan surga, saat keduanya berjalan bersama anjing peliharaan mereka di pantai. Bukan suatu kejutan jika kelak Jeffrey Lang menjadi profesor matematika, sebuah wilayah dimana tak ada tempat selain logika.

Saat menjadi siswa tahun terakhir di Notre Dam Boys High, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang memiliki keberatan rasional terhadap keyakinan akan keberadaan Tuhan. Diskusi dengan pendeta sekolah, orangtuanya, dan rekan sekelasnya tak juga bisa memuaskannya tentang keberadaan Tuhan. “Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey!” kata ayahnya ketika ia membantah keberadaan Tuhan di usia 18 tahun.

Ia akhirnya memutuskan menjadi atheis pada usia 18 tahun, yang berlangsung selama 10 tahun ke depan selama menjalani kuliah S1, S2, dan S3, hingga akhirnya memeluk Islam.

Adalah beberapa saat sebelum atau sesudah memutuskan menjadi atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang tentang mimpinya itu:

Kami berada dalam sebuah ruangan tanpa perabotan. Tak ada apa pun di tembok ruangan itu yang berwarna putih agak abu-abu.

Satu-satunya ‘hiasan’ adalah karpet berpola dominan merah-putih yang menutupi lantai. Ada sebuah jendela kecil, seperti jendela ruang bawah tanah, yang terletak di atas dan menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melalui jendela itu.

Kami membentuk deretan. Saya berada di deret ketiga. Semuanya pria, tak ada wanita, dan kami semua duduk di lantai di atas tumit kami, menghadap arah jendela.

Terasa asing. Saya tak mengenal seorang pun. Mungkin, saya berada di Negara lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Kami serentak kami kembali duduk di atas tumit kami. Saat saya melihat ke depan, saya sadar kami dipimpin oleh seseorang di depan yang berada di sisi kiri saya, di tengah kami, di bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Saya hanya bisa melihat singkat punggungnya. Ia memakai jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih di kepalanya, dengan desain merah. Saat itulah saya terbangun.

Sepanjang sepuluh tahun menjadi atheis, Jeffrey Lang beberapa kali mengalami mimpi yang sama. Bagaimanapun, ia tak terganggu dengan mimpi itu. Ia hanya merasa nyaman saat terbangun. Sebuah perasaan nyaman yang aneh. Ia tak tahu apa itu. Tak ada logika di balik itu, dan karenanya ia tak peduli kendati mimpi itu berulang.

Sepuluh tahun kemudian, saat pertama kali memberi kuliah di University of San Fransisco, dia bertemu murid Muslim yang mengikuti kelasnya. Tak hanya dengan sang murid, Jeffrey pun tak lama kemudian menjalin persahabatan dengan keluarga sang murid. Agama bukan menjadi topik bahasan saat Jeffrey menghabiskan waktu dengan keluarga sang murid. Hingga setelah beberapa waktu salah satu anggota keluarga sang murid memberikan Alquran kepada Jeffrey.

Kendati tak sedang berniat mengetahui Islam, Jeffrey mulai membuka-buka Alquran dan membacanya. Saat itu kepalanya dipenuhi berbagai prasangka.

“Anda tak bisa hanya membaca Alquran, tidak bisa jika Anda tidak menganggapnya serius. Anda harus, pertama, memang benar-benar telah menyerah kepada Alquran, atau kedua, ‘menantangnya’,” ungkap Jeffrey.

Ia kemudian mendapati dirinya berada di tengah-tengah pergulatan yang sangat menarik. “Ia (Alquran) ‘menyerang’ Anda, secara langsung, personal. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, dan menantang. Sejak awal ia (Alquran) menorehkan garis perang, dan saya berada di wilayah yang berseberangan.”

“Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Dari situ menjadi jelas bahwa Sang Penulis (Alquran) mengetahui saya lebih baik ketimbang diri saya sendiri,” kata Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penulis membaca pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan sejumlah pertanyaan dan keberatan, namun selalu mendapati jawabannya pada bacaan berikutnya, seiring ia membaca halaman demi halaman Alquran secara berurutan.

“Alquran selalu jauh di depan pemikiran saya. Ia menghapus aral yang telah saya bangun bertahun-tahun lalu dan menjawab pertanyaan saya.” Jeffrey mencoba melawan dengan keras dengan keberatan dan pertanyaan, namun semakin jelas ia kalah dalam pergulatan. “Saya dituntun ke sudut di mana tak ada lain selain satu pilihan.”

Saat itu awal 1980-an dan tak banyak Muslim di kampusnya, University of San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan kecil di basement sebuah gereja di mana sejumlah mahasiswa Muslim melakukan sholat. Usai pergulatan panjang di benaknya, ia memberanikan diri untuk mengunjungi tempat itu.

Beberapa jam mengunjungi di tempat itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, waktu shalat dzuhur tiba dan ia pun diundang untuk berpartisipasi. Ia berdiri dalam deretan dengan para mahasiswa lainnya, dipimpin imam yang bernama Ghassan. Jeffrey mulai mengikuti mereka shalat berjamaah.

Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel di karpet merah-putih. Suasananya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Ia lalu kembali duduk di antara dua sujud.

“Saat saya melihat ke depan, saya bisa melihat Ghassan, di sisi kiri saya, di tengah-tengah, di bawah jendela yang menerangi ruangan dengan cahaya. Dia sendirian, tanpa barisan. Dia mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih menutupi kepalanya, dengan desain merah.”

“Mimpi itu! Saya berteriak dalam hati. Mimpi itu, persis! Saya telah benar-benar melupakannya, dan sekarang saya tertegun dan takut. Apakah ini mimpi? Apakah saya akan terbangun? Saya mencoba fokus apa yang terjadi untuk memastikan apakah saya tidur. Rasa dingin mengalir cepat ke seluruh tubuh saya. Ya Tuhan, ini nyata! Lalu rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat yang berasal dari dalam. Air mata saya bercucuran.”

Ucapan ayahnya sepuluh tahun silam terbukti. Ia kini berlutut, dan wajahnya menempel di lantai. Bagian tertinggi otaknya yang selama ini berisi seluruh pengetahuan dan intelektualitasnya kini berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT.

Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri yang menuntunnya kepada Islam. “Saya tahu Tuhan itu selalu dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan dan kesempatan untuk memilih, namun tetap meninggalkan pilihan krusial kepada saya,” ujar Jeffrey kini.

Jeffrey kini professor jurusan matematika University of Kansas dan memiliki tiga anak. Ia menulis tiga buku yang banyak dibaca oleh Muslim AS: Struggling to Surrender (Beltsville, 1994); Even Angels Ask (Beltsville, 1997); dan Losing My Religion: A Call for Help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah di banyak kampus dan menjadi pembicara di banyak konferensi Islam.
 

Courtesy: Islam.thetruecall.com

apa ya???

Udah lama juga nih  ga buka2 ana punya blog, hmm... sebenernya banyak juga cerita yg terlewatkan, cuma sempet nulis di my diary n tersimpan slalu in my brain, hehehe :p.

Dari mulai kondangan ke weddingnya Siti 'inong' terus nonton live Mario Teguh Golden Ways, sampe acara aqiqahnya Alya, lanjut lagi cerita kondangan ke weddingnya Desy di Kranggan, agak aneh juga, ngadain acara di tempat misuanya, hehe... tp tak apa lah, walau agak nyasar dikit.

Oh iya ada juga cerita ke weddingnya Hartinah, duh duh duuuhhh... bulan ini bulannya para pengantin baru, hihihii :D

Bulan Maret belum berakhir nih, kira2 ada cerita apa lagi ya???

Di tunggu aja ya cerita selanjutnya

^_^

sing a song

Dimana... kamu dimana
disini...bukan

Kemana...kamu kemana
kesini...bukan

katanya pergi sebentar
ternyata lama...

***
Jangan pergi-pergi lagi
aku tak mau sendiri...

"KUALITAS HIDUP = KETEPATAN - KESALAHAN

Anda akan menjadi ahli dan terkemuka dalam apa pun,
jika Anda berupaya keras untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama.

Jika Anda harus membuat kesalahan, pastikanlah itu adalah kesalahan yang baru.

Siapa pun yang mengeluhkan kesalahan-kesalahan yang sama, adalah orang yang tidak belajar dari kesulitan yang disebabkan oleh kesalahan yang sudah sering dibuatnya.

Padahal, kesalahan mempunyai kelas, dan menunjukkan kelas dari orang yang melakukannya.

Sadarilah, bahwa melakukan kesalahan pada tingkat yang tinggi – bisa lebih mulia daripada tidak melakukan kesalahan dalam kehidupan kecil yang penuh kekhawatiran.

Maka,

Janganlah hanya menghindari kesalahan. Tetapi terutama, hindarkanlah diri dari melakukan kesalahan yang sama.

Hanya orang yang tidak tumbuh kemampuan dan kebijakannya, yang membuat kesalahan yang sama.

Mario Teguh - Loving you all as always

curhat sama mantan, why not ?

Hari itu, Minggu (11/03/2012) ba'da shalat maghrib, sambil terisak tangis di dalam kamar tiba2 aja kepikiran mau curhat sama sang mantan. Hmmm... kira2 di tanggepin gak ya???

Bismillah...
Sms pun terkirim, sambil merem2in mata yg bengul krn nagis dari sore, mencoba tidur dengan nyenyak tp gak bisa, malah badan ini bolak-balik udah kayak tempe goreng yg belum matang. Haduuuhh... gimana ini, posisinya gak nyaman, mana battry HP low, lagi. Akhirnya ku temukan posisi yg nyaman.

Eitsss... ni hp kn kalo ada sms ga ada suara n getarannya, aneh dh apa karna overload ya memorinya? (hmm.. entahah). Bentar2 cek message siapa tau ada inbox, eh bener aja ada sms masuk, ternyata dari dia, iiihh... gak nyangka deh sekian lamanya tiap sms dia gak pernah di bales, eh kali ini di bales (Thanks to ALLAH). Sedih campur seneng, ya gitu deh pokoknya.

Curhat pun dimulai, apa yg sedang aku alami hari itu dan hari sebelumnya aku tuangkan dalam ketikan indah jemari2ku (ahaaayyy... lebay :p). Panjang x Lebar = Luas (udah kayak rumus ya, hehehe...) bla bla bla aku ungkapin semua yg sedang aku alami. Udah deh agak lega akunya.

Bentar2 merem, bentar2 cek inbox, ooowwwhhh ternyata tiap sedang di lampu merah dia bales sms aku (emm so sweet...) :D cz dia sedang menuju ke suatu tempat (ya.. I know lha dia mau kmn).

Malam itu begitu ... (apa ayoo..?)  selain curhat sama ALLAH aku juga curhat sama dia (hehehe... norak gak sih, baru curhat sama mantan aja cerita2 :p )

Curhatnya udah selesai, hati2 di jalan yahhh :)
Jazakallah khairan

Ayat Suci dalam Kromosom Manusia

Dr. Ahmad Khan seorang peneliti lulusan Summa Cumlaude dari Duke University menemukan informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA.

DNA (Deoxy Nucleotida Acid) sendiri merupakan materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan. Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan pada inti sel dan di dalam mitokhondria.

Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY)

Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali.Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.

Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.

Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah.
Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada kromosom manusia.

Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Al Qur”an. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama “Bismillah ir Rahman ir Rahiim. “Iqra bismirrabbika ladzi Khalq”, “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”.

Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A”laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira.

Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.

Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.

sumber : http://misteridunia.wordpress.com

nanya lagi...nanya lagi !

"Sahabat saya yang baik hatinya,

Kalau ada orang yang bawel dan selalu bertanya yang macam-macam, yang sesungguhnya pertanyaan filosofis, tapi yang membutuhkan waktu dan pemikiran yang lapang untuk menjawab, padahal Anda sedang tidak ingin berbicara atau tidak punya banyak waktu, kira-kira seperti ini jawaban yang enteng tapi super smart …

Sampai kapan aku harus bersabar?

Sampai monyet bertelur.

Sampai kapan aku harus jujur?

Sampai sapi menyanyi.

Sampai kapan aku harus mencintai?

Sampai buaya poco-poco.

Sampai kapan aku setia?

Sampai kaca membusuk.

Sampai kapan aku bertanya?

Sampai engkau tahu malu.

Sampai kapan aku menemukan jawaban?

Sampai saat engkau berhenti bertanya.

Kapan aku berhenti bertanya?

Saat engkau bertindak?

Kapan aku bertindak?

Sekarang.

Kenapa?

………..

coba, Anda yang meneruskan jawabannya.

Apa jawaban Anda?

………..

Anda harus tahu, bahwa saya sedang tersenyum sangat lebar, dan tertawa membayangkan ekspresi wajah Anda yang unyu-unyu menahan kekesalan itu.

He he …

Manusia itu bermacam-macam. Jika kita semua sama, kehidupan ini akan membosankan.

Cintailah sesama. Merekalah pembentuk keindahan hidup kita."
— Mario Teguh