sahabatku

Tanpa sahabat  hidup terasa hampa
Sahabat adalah harta karun yang paling berharga

Sahabat,
engkaulah pelita semangatku, tanpamu apalah daya perjuanganku.
Tanpamu, ku tak bisa berbagi arti  perasaanku.
Engkau mengerti aku, bila ada engkau bersamaku, ku akan bercerita padamu tentang isi di hatiku.

Kini aku gak tau apa yang sedang aku rasakan.
Maafkan aku sahabat, jika saat ini aku banyak diam dan seperti menghilang.

Engkau pun tahu,
kebahagiaan itu aku sendiri yang dapat menciptakannya, tapi mengapa aku malah menciptakan kesedihan.
Kesedihan yang seharusnya tidak perlu terus berlarut, karena selalu ada engkau yang mengerti aku.

Ini hanya karena masalah cinta.
Masalah hati yang menunggu dicintai sepenuh dan  setulus hati yang mencintai.
Ku percaya Tuhan telah menyiapkan seseorang yang terbaik untukku.
Hanya saja waktu yang belum mempertemukanku dengan dia yang terpilih.


>>> for my best friends yang mengerti aku, yang udah kasih support aku bila aku sedang sedih, dan selalu mengingatkanku bila aku salah, selalu ikut tersenyum di kala aku bahagia.

Thank you so much

Hujan dan Teduh

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.

Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka.
Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.

Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan.
Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.

Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan...



written by: Wulandari Putri
published by: Gagas Media

Warna - Masih Adakah

Seperti Debu

Bukan hanya dirimu yang sulit dilupakan, tetapi kenangan indah bersamamu lebih sulit aku lupakan.
Itu yang membuatku  masih meneteskan air mata.

Rindu ini telah menjelma menjadi debu yang berterbangan, yang suatu waktu  mengenai mataku hingga membuat pedih.

Seperti mata yang terkena debu itulah rasa di hatiku saat merindukanmu.


Hujan Kemarin

Minggu, 9-10-2011

Pukul 09.00 WIB, janjian sama my sista, intinya si temenin aku ke rumah dosen. Jam 10.00 WIB baru meluncur ke rumah dia, hehehe :p maaf ya sist, maklum jam Indonesia (karet). hadhhh, inget2 lupa ni jalur ke rumah Dosen, Bismillah...semoga gak nyasar (tp kalau nyasar, ya gak jadi, jadinya langsung k toko buku). Lagi kejar2an sm waktu, tiba-tiba, waduuhhh...macet euy (ada apa si, ada apa ???) hmmm...ternyata ada rombongan arak2an pengantin sunat, wuiii... rame sangat, motorku sejajar dengan delman arak2an, iiihhh...takut dicium sama kudanya, hehehe (PeDe.com). Sambil terus menelusuri jalan dan berusaha mengingat rute rumah Dosen (lah kok !!! ini kan jalan menuju rumah temennya mamahku, hmm...jadi tambah bingung ni, salah belok gak ya?). Alhamdulillah, gak salah, nyampe juga ke rumah dosen, ternyata gak jauh dari rumah temennya mamah.

Tiba di rumah dosen, udah mulai acara pengajiannya, terlambat ikut baca Asmaul Husna, udah 1/4 acara, tapi seneng udah bisa hadir. Acara pengajian selesai, sholat dulu, lalu bersiap2 pamit karena mau lanjut ke toko buku. Baru mau pamit, hujan di luar sana deras sekali rupanya, haduuuhhh gimana ni, bawa jas ujan cuma satu, ya akhirnya rujak party-an dulu dah di rumah dosen, sambil bicarain susunan panitia acara Tawasul Wali Songo. My sista lagi ribet nyari pinjeman helm, hahaha.

Hujan sudah mulai reda, kami pun pamit, ni my sista masi ribet aja masalah helm (termasuk aku juga si, masalahnya kalo dia gak pake helm, yg kena tilang kan aku, hehehe). Ternyata di rumah dia helmnya ada (baru dibalikin sm yg pake lebih dulu) (Alhamdulillah ya, sesuatu ^o^). Bergegas menuju ke rumah sista,ambil helm, sekalian ambil jaket, karena cuaca hari ini kurang mendukung. Sudah rapi semua, brangkaaattt...


Sampe PGC, parkir motor, terus sholat ashar dulu, lanjut ke shelter busway (PGC-Harmoni), lumayan lama juga nunggu trajanya. Akhirnya dateng juga yang di tunggu2. Duduk manis di dalam traja, sampai juga di Gramedia Matraman. Udah selesai muter2in tempat ATK, (pulang yuukkk...) pulangnya makan siomay dulu di depan Gramed. Lanjuuuttt...

Di dalam traja menuju PGC, padat merayap penumpangnya, kata my sista "petugasnya cakep mba" hahaha...

Tiba di BNN, amu transit ke koridor IX, wkt mau lewati tangga penyebrangn, "STOP !!!" nah lho, knp ni kok kami d stop sama tentara bersenjata, apa ada pejabat mau lewat yah??? (bingung -_-"), lalu kami dipersilahkan lewat, hmmm.. ternyata ga ada apa2 tu (aneh, sungguh).

Di dalam trana, onBoardnya, SKSD gitu dh, hehehe... :p. Sampailah kami di Harapan Kita Shelter, rencana mau ke RS. tapi uajan lebat sekali, alhasil belok ke shelter memutuskan untuk pulaaanggg. Kata salah satu petugas yg kebetulan sat itu bertemu dgn kami, dan sama2 menuju shelter arah Pinang Ranti "nyasar ya mba???" (secara baru turun eh, masa mau lgs naik lg, hehehe, jadi malu saya).  Trajanya sudah datang, naik yuukkk, takut kemaleman, di dalam traja, lah kok becek, ni trajanya yg bocor atau ACnya yg bocor ya, xixxixi :D


Sampailah kami di PGC, go to basement, mau ke parkiran keluarin motor, macet euy, ternyata hujan deras di luar sana, terjebak di tanjakan menuju parir ke luar, haduhhhh bahaya kalo gak ditahanin, bisa mundur ni motor. Alhamdulillah naik juga, walau masi terjebak macet. Nekatain aja deh, di blakang antrian udah panjang, di suruh keluar juga sama petugas parkir, akhirnya neduh di samping Burger shop, ambil jas ujan, siap2 mau pulang, my sista pake atasannya, aku pake bawahannya, saling berbagi kan jadi adil, biarin deh di ketawain, yg penting pulang dengan selamat, kalau nunggu ujan reda entah sampai kapan aku pulang.

Alhamdulillah sampai di rumah dengan selamat, thanks GOD :)

setahun lalu


Diam seribu bahasa
seolah tak ada kisah di antara kita
walau mungkin kamu lihat aku sedang tertawa
namun ku menyimpan sejuta luka dan beribu air mata

Maaf,
jika selama ini aku pernah membuatmu kecewa
Tiada lagi kata indah,
yang ku dengar saat kamu marah

Selama ini,
berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan
suka duka pernah kita lalui
Bertahun-tahun pernah kita bersama
Saling menggenggam, saling bercerita,
melepas lelah kamu dan aku
kita berdua
Kini, setahun sudah kulalui tanpa hadirmu mewarnai hari-hariku
ini adalah...

Sebuah kisah cinta untuk sang kekasih
Berawal dari sebuah tatap
    berubah menjadi sebuah rasa
Berawal dari sebuah senyum :)
    berubah menjadi sebuah asa
Berawal dari sebuah kata
    beralih menjadi sebuah canda
Berawal dari sebuah tawa
    berganti menjadi sebuah rindu
Berawal dari sebuah tangis
    berubah menjadi perih...

tapi ku tetap berusaha tuk memberikan yang terbaik
menjadi yang terbaik
kamu dan aku
kita berdua
selalu untuk selamanya

Perhaps You...

Blurbs dari buku yang di tulis oleh Stephanie Zen ini mirip dengan kisah cintaku





Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak berbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang?

Hari berganti hari, tetapi arah hatiku tak pernah berubah—selalu tertuju kepadamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu.

Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?

Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu.


LYLA _BERNAFAS TANPAMU

Mungkin kau bertanya-tanya
Arti perhatianku terhadapmu
Pasti kau menerka-nerka
Apa yang tersirat dalam gerakku

Akulah serpihan kisah masa lalumu
Yang sekedar ingin tau keadaanmu
Reff:
Tak pernah aku bermaksud mengusikmu
Mengganggu setiap ketentraman hidupmu
Hanya tak mudah bagiku lupakanmu
Dan pergi menjauh
Beri sedikit waktu
Agar ku terbiasa
Bernafas tanpamu
Ooooohhh…

Hoooo…hooo….2x


Teruntuk dirimu
Dengarkan lah…

Back to reff.

HOS Cokroaminoto 1883 - 1934

Unggulan Perjuangan Emansipasi Bangsa

Ia bukan penyambung lidah rakyat, tapi dengan gigih ia berjuang agar rakyat bisa bicara dengan lidah sendiri. Bangsa yang merdeka bukanlah rakyat yang menjadi massa atau kawula, melainkan harus menjadi warga negara,lengkap dengan hak politik dan hukumnya. Ia bukan penggerak massa. Ia adalah penggugah bangsa. Kekuatan perdagangan bangsa yang dilumpuhkan oleh penjajah, ia coba kembali bangkitkan. Daulat ekonomi adalah pintu daulat politik. Ia sadar akan azaz keadilah bermasyarakat. Oleh karena itu ia pejuang politik yang juga pahlawan kebudayaan.

-Rendra-