Chairil Anwar 1922 - 1949

Unggulan Sastra Modern Indonesia

Ia ungkapkan daya hidup manusia, ialah daya bernapas dan mencerna, daya mobilitas dan daya adaptasi, daya berkembang dan bergenerasi. Kemurnian pikiran dan kemurnian kalbu, ia bawakan dalam kemurnian perkataan dan kemurnian perbuatan. Dari lorong-lorong pengap kehidupan, dari pelabuhan yang  lengang namun terbuka, smabil terpesona oleh derai cemara, ia merasa maut membuntutinya. Toh ia memilih menatap cakrawala yang selalu menggamitnya. Dan dengan desah yang dalam ia mengetuk pintu Tuhannya yang meskipun dalam termangu tak bisa ia melupakannya.

-Rendra-

0 komentar:

Posting Komentar