Ibu yang selalu tahu

Tiap kali menatap wajah ibu, hatiku akan bersimbah cinta. Menelusuri tiap lekuk garis wajahnya yang menua. Mengamati tiap helai rambutnya yang mulai memutih. Ku pandang ibu dalam lelap tidurnya.

Duhai Rabb, betapa mulia Engkau ciptakan dia.
Entah darimana Engkau bentuk hatinya yang begitu tulus.

Ku raba tangannya yang mulai keriput. Tangan yang sedikit kasar namun bertabur berkah.
Ku ingin menciumnya agar berkahnya mengalir padaku.
Ya Rabb, alangkah tegar ia Engkau bentuk. Namun betapa lembut kasihnya Kau curahkan.

Ibu,
Menggoreskan  tentangmu, takkan ada kata yang mampu
mewakili menggambarkan indahmu.
Tak ada tinta yang mampu mewarnai sucimu, menguntai kata terindah untukmu.
Tak ada pujangga yang mampu menuliskan keagunganmu.

Ibu,
bisa apa aku tanpa mu ?

Saat ku gelisah, kau tahu ada yang mengusik fikiranku. Dan belaianmu mampu menenangkanku.
Saat ku menangis, kau tahu ada yang mengusik hatiku. Dan senyummu akan mendamaikan qolbuku.
Ketika malam tiba, kau tahu ku takut gelap. Dan aku akan segera mendapatkan pelukanmu, dan sirna sudah takutku.
Ketika ku sakit, ibu tahu penderitaanku. Dan ku yakin dia merasakan jauh lebih sakit dari yang ku rasakan.
Akan ku temukan raut sedih dan air mata  tiap menatapku yang lemah.

Ibu tahu saat ku jatuh cinta, dan senyumnya akan menggodaku. Namun nasehatnya membuatku tak berani melangkah terlalu jauh.
Ibu tahu ketika ku lelah, pijatannya mampu mengantarku dalam tidur yang lelap.
Ibu tahu semua makanan favoritku.
Ketika ku pulang, dan begitu lapar, ketika ku tiba di meja tersaji makanan favoritku.
Ketika ku jauh dari ibu, ibu tahu saat ku rindu padanya.
Maka HP ku kan berdering dan ibu lah yang menelponku.

Ibu pun tahu betapa besarnya cintaku padanya, walaupun...aku tak pernah tau.
Bila ibu sakit, aku tetap lelap dalam tidurku. Dan ibu akan tertatih meraba mencari obat sendiri untuk mengatasi sakitnya.
Aku tak pernah tahu bila ibu galau dan aku mengabaikan keluhnya. Dan ibu akan memikirkan masalahnya sendiri.
Aku tak pernah tahu ketika ibu lelah mengurusi semua kebutuhanku. Dan tak perduli rintihan badannya. Dan ibu akan mengatasi pegalnya dengan memijitnya sendiri.

Aku tak pernah tahu jika ibu melarangku untuk kebaikanku. Dan ku berlari dari hadapnya, dengan wajah tertekuk dan ibu terluka.
Aku tak pernah tahu jika ibu marah, itu semua agar aku tak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Aku tak pernah tahu betapa takutnya ibu kehilanganku.

Ibu selalu tahu...

Allahumaghfirli wali walidaiya warhamhuma kama rabba  yani saghira...
Aamiin...aamiin ya Rabbal alamiin...



0 komentar:

Posting Komentar