skip to main |
skip to sidebar
Diposting oleh
aini_dee
di
09.23
Miris banget baca artikel ini
yuk dibaca, lalu ambil hikmah dari artikel berikut
Diane Daniel seperti tersengat listrik mendengar pengakuan suaminya,
Wessel. Di tengah masa indah menikmati pernikahan yang baru berjalan dua
bulan, ia harus menerima kenyataan bahwa sang suami ingin menjadi
seorang wanita. Sebagai seorang penulis lepas, Diane mencurahkan kisah
hidupnya melalui artikel berjudul 'Goodbye Husband, Hello Wife' yang
dipublikasikan di Boston Globe. Ia bercerita tentang perjuangannya
menerima sang suami sebagai seorang transgender.
Penggalan kisah yang terjadi tahun 2004 silam itu membuat Diane menangis
setiap hari. Itu juga membuatnya bertanya-tanya tentang rahasia lain
yang mungkin masih disembunyikan suaminya. "Saya stress secara fisik dan
emosi (kala itu)," tulis Diane. Perjuangan semakin berat ketika sang
suami yang kini berusia 47 tahun memutuskan berganti nama menjadi Lina.
Lewat artikelnya, Diane menyebut pernikahannya sebagai sebuah proses
panjang yang menyakitkan, di mana kebanyakan pasangan tidak mampu
bertahan.
Sementara Lina merasa bahwa lega telah membuka rahasia besar hidupnya di
hadapan sang istri. “Saya akhirnya membuat sebuah keputusan dan bebas
dari beban berat,” ujar Lina dalam wawancara dengan ABC News. Lina yang
bekerja di salah satu perusahaan analisis medis ini berkata bahwa Diane
perlu melupakan dirinya berikut kenangan lama yang menyakitkan. Ia terus
meyakinkan Diane bahwa keputusannya adalah yang terbaik. Ia tak ingin
Diane sakit lebih dalam.
“Apa yang saya takutkan adalah kamu (Diane) akan melihatku sebagai
seorang monster atau orang aneh sama seperti semua orang memandangku,
bahkan lebih kejam lagi,” kalimat Lina inilah yang akhirnya membuat
Diane mulai membuka hati dan menerima Lina apa adanya. Kisah serupa
dialami Helen Boyd, pengarang 'My Husband Betty'. Wanita yang baru
merayakan ulang tahun pernikahan ke-10 ini juga melewati perjuangan
panjang saat harus menerima kondisi suaminya yang seorang transgender.
Awalnya, Helen juga menangis saat tahu akan kehilangan kelaki-lakian
suaminya.
“Ia masih saja menawan dan dapat membuatku tertawa ketika saya tidak ada
alasan untuk tertawa. Kami mempunyai pandangan yang sama akan dunia ini
dan ia mengenal saya lebih baik daripada siapapun,” kata Helen yang
masih sangat tulus mendampingi suaminya yang telah berubah menjadi
wanita.
Sebuah institusi Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) menyebut
ada sekitar 750 ribu transgender di Amerika. Mereka umumnya mengalami
diskriminasi di berbagai sektor kehidupan seperti edukasi, pekerjaan,
dan layanan kesehatan.
Dalam sebuah survei, sebanyak 45 responden mengalami kehancuran hubungan
gara-gara identitas transgender mereka terungkap. Yang mengejutkan, 55
persen lainnya mampu bertahan dalam hubungan harmonis dengan status yang
disandang.
0 komentar:
Posting Komentar